A1news.co.id|Takengon – Tentang keutamaan rumah yang jauh dari masjid disebutkan Rasulullah ﷺ dalam Hadis berikut:
عن أبي موسى – رضي الله عنه – ، قَالَ : قال رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – : (( إنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أجْراً في الصَّلاةِ أبْعَدُهُمْ إلَيْهَا مَمْشىً ، فَأَبْعَدُهُمْ ، وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإمَامِ أعظَمُ أجْراً مِنَ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ )) متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat adalah yang paling jauh berjalan menuju shalat, lalu yang jauh berikutnya.
Dan orang yang menunggu shalat sampai ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari, no. 651 dan Muslim, no. 669)
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan sebuah kisah seperti yang dimuat oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Diceritakan, orang-orang dari Bani Salamah tinggal di pinggiran Kota Madinah. Mereka merasa betapa jauhnya rumah mereka dari masjid Nabi.
Agar mereka dapat datang berjamaah lebih awal untuk memperoleh keutamaan sholat berjamaah, mereka berniat memindahkan rumah mereka ke daerah sekitar masjid.
Maka Rasulullah ﷺ memanggil mereka dan beliau pun bersabda: “Niatmu yang baik itu akan ditulis.” Akhirnya mereka tidak jadi pindah.
Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan bahwa rumah sebagian orang Anshar jauh dari Masjid Rasulullah.
Mereka ingin memindahkannya, maka Rasulullah melarangnya setelah menerima wahyu dari Allah yaitu Surat Yasin Ayat 12.
اِنَّا نَحۡنُ نُحۡىِ الۡمَوۡتٰى وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُوۡا وَاٰثَارَهُمۡؕؔ وَكُلَّ شَىۡءٍ اَحۡصَيۡنٰهُ فِىۡۤ اِمَامٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya: “Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan)*. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).” (QS Yasin Ayat 12)
Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga tentang keutamaan berjalan ke masjid pada waktu pada subuh dan isya
عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ)) رواه أبُو دَاوُدَ وَالتِّرمِذِيُّ .
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, no. 561; Tirmidzi, no. 223. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari beberapa hadits di atas, kita bisa membayangkan bagaimana kesungguhan para Sahabat dalam mengamalkan setiap Amalan Shalih, bahkan ada yang rela jauh dengan masjid karena ingin mendapatkan semakin banyak limpahan pahala,
Dpinaikkan derajat dan penghapusan dosa oleh Allah Taala, bukan jauh karna tidak ingin melaksanakan shalat berjamaah.
Begitu juga ada sahabat yang menguatkan tekad untuk bersusah payah pendapatkan lapak rumah yang dekat dengan masjid, agar semakin banyak mendapatkan keuatamaan dekat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Masjid.
Yang dengan kesungguhan tersebut, Allah memberikan Ridho-Nya kepada para sahabat yang kemudian dijamin juga Syurga untuk mereka.
Semoga Allah Taala meneguhkan hati kita untuk tetap taat pada perintah dan meninggalkan setiap Larangan yang telah Allah dan Rasul-Nya ditetapkan.(EN)
[KANTIN] KAJIAN RUTIN SUBUH Markaz Dakwah Al Ghuroba’ Takengon