A1news.co.id|Palembang – Perkumpulan Keluarga Agam Bukittinggi yang berada di Sumatera Selatan menggelar acara Halal Bihalal perdana di Palembang.
Sebagai momen mempererat silaturahmi antar perantau Minang dan menyusun langkah konkret untuk berkontribusi bagi kampung halaman, dilaksanakan aula kampus stifi Palembang.
“Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Bupati yang kini telah menetap di rantau selama 36 tahun.
Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya menjaga kekompakan antar perantau Minang di mana pun berada,jumat (18/04/2025).
“Yang diwawancarai oleh awak media Sudah saatnya kita bersatu, meski nama organisasi berbeda-beda, secara nasional akan kita satukan, cikal bakalnya dimulai dari Sumatera Selatan, para tokoh sudah mendukung,” ujarnya.
“Ia juga menyampaikan bahwa selama menjabat sebagai Bupati, dirinya telah berupaya mensinergikan para perantau dari berbagai wilayah Indonesia.
Menurutnya, kekompakan adalah kunci utama agar kontribusi terhadap kampung halaman bisa terealisasi.
“Komunikasi dengan Bupati Agam, Wali Kota Bukittinggi, dan Gubernur Sumatera Barat sangat penting.
Jangan sampai kita terpecah. Kalau sudah kompak, seberat apa pun persoalan akan bisa kita selesaikan bersama,” lanjutnya.
“Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Agam Bukit Tinggi di Sumatera Selatan menambahkan bahwa halal bihalal ini menjadi momen penting untuk saling memaafkan dan mempererat hubungan antar sesama anggota.
Selain itu, acara ini juga menjadi titik awal dari berbagai program sosial dan ekonomi yang akan digagas.
“Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain sunatan massal, penyaluran zakat fitrah kepada masyarakat kurang mampu, serta pendataan anggota yang membutuhkan bantuan.
“Kami juga membentuk seksi ekonomi, yang ke depannya akan menginisiasi usaha bersama. Usaha ini tidak hanya melibatkan anggota, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat setempat,” jelas Ketua Umum.
“Menurutnya, semangat berdagang dan berwirausaha sudah menjadi ciri khas orang Minang, terlihat dari banyaknya pedagang asal Minang di berbagai pasar tradisional, seperti Pasar Cinde dan Pasar 16 di Palembang.
“Kita ingin semangat ini terus hidup. Seperti pepatah Minang: ‘Merantau lah ke negeri orang, di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung’.
Mari kita berbaur, bekerja sama, dan berkolaborasi dengan masyarakat setempat agar keberadaan kita membawa manfaat bagi semua,” tutupnya.(AB)