Yogyakarta – PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), entitas riset di bawah Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), memperkenalkan tiga inovasi digital unggulan dan meresmikan pembentukan Kelompok Peneliti Komunitas Kelapa. Agenda tersebut dilaksanakan dalam rangkaian Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) 2025 yang digelar pada 16–17 Juli 2025 di Yogyakarta.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen PT RPN dalam mendorong transformasi digital dan penguatan riset komoditas kelapa dan kelapa sawit sebagai fondasi menuju industri perkebunan nasional yang adaptif, inovatif, dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk nyata transformasi digital, PT RPN meluncurkan tiga produk digital hasil kolaborasi riset nasional yang dirancang untuk menjawab tantangan agribisnis modern:
Pertama, E-HARA (Evaluasi Hara & Analisis Risiko Agrikultur). Aplikasi ini berbasis machine learning untuk analisis hara dan risiko agrikultur secara presisi, menggabungkan drone VTOL, sensor multispektral, dan analisis digital daun untuk memberikan rekomendasi pemupukan berbasis data.
Kedua, OPA (Optimasi Produktivitas Agrikultur), platform edukasi interaktif yang memberikan akses terhadap informasi iklim, artikel ahli, panduan pemupukan, serta fitur OPA Chat melalui berbagai kanal media sosial. Ketiga, Nusaklim, sistem pemantauan iklim berbasis telemetri dan expert system dengan dasbor interaktif dan device maps untuk pemantauan real-time kondisi iklim di lapangan.
Ketiga inovasi ini bertujuan memperkuat kapasitas adaptif sektor perkebunan dalam menghadapi perubahan iklim, meningkatkan efisiensi budidaya, serta mempercepat adopsi teknologi di tingkat petani dan pelaku industri.
Penguatan Komunitas Peneliti Kelapa
Dalam kesempatan yang sama, PT RPN juga meresmikan Kelompok Peneliti Komunitas Kelapa, yang berfokus pada riset komprehensif komoditas kelapa dari hulu hingga hilir. Kelompok ini memiliki empat area strategis, yakni pengembangan bahan tanam kelapa, peningkatan produksi kelapa rakyat, diversifikasi dan hilirisasi produk turunan kelapa, serta kolaborasi dan pelayanan riset pengembangan kelapa.
Pembentukan kelompok ini sejalan dengan kebijakan strategis nasional dalam memperkuat hilirisasi kelapa sebagai komoditas unggulan berkelanjutan. PT RPN berharap langkah ini mempercepat penerapan hasil riset secara nyata di tingkat petani, pelaku usaha, maupun industri pengolahan.
Direktur PT RPN, Dr. Iman Yani Harahap, menekankan pentingnya solusi kolaboratif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menjawab tantangan sektor perkebunan nasional.
“Kami percaya bahwa tantangan industri perkebunan tidak bisa diselesaikan hanya di laboratorium. Riset harus diterjemahkan ke dalam praktik nyata di lapangan, didorong oleh sinergi lintas sektor, dan diarahkan pada kebutuhan riil industri. Dengan inovasi digital dan penguatan riset komunitas, kita menciptakan fondasi yang kuat untuk masa depan industri yang tangguh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui peluncuran inovasi digital dan pembentukan komunitas riset ini, PT RPN menegaskan peran strategisnya sebagai katalisator perubahan di sektor perkebunan nasional. Ke depan, PT RPN berkomitmen memperkuat hilirisasi hasil riset, membangun kolaborasi antara lembaga riset, pemerintah, dan dunia usaha, serta menciptakan ekosistem inovasi untuk meningkatkan daya saing industri kelapa dan kelapa sawit Indonesia di kancah global.