Kota Langsa – Fenomena hipertensi atau tekanan darah tinggi yang kerap dianggap sebagai penyakit usia lanjut, kini mulai mengancam kelompok remaja.
Menyikapi tren yang mengkhawatirkan ini, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Aceh mengambil langkah konkret dengan meluncurkan program pemberdayaan remaja gampong sebagai garda terdepan pencegahan hipertensi di tingkat desa.
Berdasarkan data dan pengamatan para ahli, prevalensi hipertensi pada remaja menunjukkan peningkatan yang signifikan, tidak terkecuali di Aceh.
“Hipertensi bukan lagi monopoli penyakit orang dewasa, remaja kita sekarang juga sangat rentan, tren peningkatannya nyata dan ini alarm bagi kita semua,” tegas Dr. Abdurrahman, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (PkM) Poltekkes Kemenkes Aceh, dalam sebuah pelatihan remaja di Desa Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Rabu (27/08/2025).
Dr. Abdurrahman menjelaskan beberapa faktor utama penyebab hipertensi pada remaja yaitu Pola Makan Tidak Seimbang, Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga, diperparah dengan banyaknya waktu bermain gadget, Obesitas, Merokok serta Faktor Genetik.
“Peningkatan kasus ini menunjukkan betapa mendesaknya kesadaran akan bahaya hipertensi perlu ditanamkan sejak usia remaja. Pemahaman tentang penyebab, gejala, dan terutama cara pencegahannya sangat krusial,” imbuh Abdurrahman.
Remaja Gampong Jadi Ujung Tombak Pencegahan
Sebagai respons terhadap tantangan kesehatan ini, Poltekkes Kemenkes Aceh menggagas program pembentukan “Remaja Gampong Peduli Hipertensi” (RGPH).
Program ini merupakan implementasi dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang telah dicanangkan, dan juga realisasi dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Poltekkes Aceh dengan Kecamatan Langsa Baro yang kali ini dilaksanakan di Desa Karang Anyar.
Pelatihan bagi remaja dilaksanakan di Aula Prodi Kebidanan Langsa dengan melibatkan tim dosen ahli dari bidang Kebidanan dan Keperawatan.
“Tujuan utama kami adalah memberdayakan masyarakat, khususnya remaja, melalui pembentukan dan pelatihan kader RGPH. Mereka akan menjadi agen perubahan di desanya sendiri, mendukung Program Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi yang berkelanjutan,” jelas Cut Mutiah selaku koordinator program tersebut.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan skrining kesehatan menyeluruh terhadap para remaja peserta, meliputi pengukuran Tekanan Darah (TD), Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Perut (LP), dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil skrining ini menjadi data dasar dan bahan edukasi.
Setelah pembentukan tim RGPH, para remaja kemudian dilatih mengenai kompetensi dasar hipertensi, seperti cara mengukur tekanan darah sederhana, mengenali faktor risiko, teknik edukasi sebaya, dan pentingnya gaya hidup sehat.
Dukungan Penuh Pemerintah Desa dan Tenaga Profesional
Pj Geuchik Gampong Karang Anyar, Hartama, S.STP, menyambut antusias inisiatif dari Dosen Poltekkes Kemenkes Aceh ini. Ia menekankan bahwa kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan untuk membangun kesadaran kesehatan generasi muda di desanya.
Kami sangat berterima kasih kepada Ketua Program Studi Kebidanan Langsa serta tim dosen yang secara rutin setiap tahun nya memberikan pelayanan kesehatan serta edukasi bagi warga desa karang anyar.
“Kali ini remaja karang anyar yang dibekali tentang pencegahan hipertensi, “Dengan dibekali ilmu pencegahan hipertensi, mereka tak hanya dapat melindungi diri sendiri, tapi juga bisa mengedukasi keluarga, teman sebaya, bahkan masyarakat luas. ini adalah model kemitraan ideal untuk membangun desa sehat,” ujar Hartama.
Untuk memastikan kualitas materi dan pendampingan, pelatihan ini juga melibatkan organisasi profesi kesehatan setempat, yaitu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Langsa dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Langsa.
“Kolaborasi ini memperkuat aspek teknis dan keberlanjutan program. Komitmen Poltekkes Kemenkes Aceh untuk Kesehatan Masyarakat,” paparnya.
Dr. Abdurrahman menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata komitmen Poltekkes Kemenkes Aceh dalam berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah sekitar kampus.
“Ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah awal membangun jaringan kader kesehatan remaja yang berkelanjutan. Kami berharap RGPH Desa Karang Anyar dapat menjadi percontohan dan memotivasi desa-desa lain di Aceh untuk melakukan upaya pencegahan dini hipertensi secara mandiri,” pungkasnya.
Keberhasilan program RGPH ini diharapkan dapat menekan angka kejadian hipertensi di kalangan remaja Aceh, menciptakan generasi muda yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatannya sendiri, serta menjadi mitra strategis tenaga kesehatan profesional dalam membangun masyarakat Aceh yang lebih sehat.






















