Banda Aceh – Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional 2025, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) dan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PW IPPNU) Provinsi Aceh menggelar rapat perdana untuk membahas pelaksanaan kegiatan kreatif bertajuk “Santri Challenge” 2025, Minggu (12/10/2025).
Kegiatan ini akan menjadi wadah ekspresi bagi para santri dan mahasiswa se-Aceh untuk menampilkan kreativitas serta semangat keislaman dalam berbagai bentuk lomba digital, di antaranya video pendek, fotografi santri, dan kultum inspiratif.
Seluruh karya peserta nantinya akan diunggah melalui media sosial Instagram dengan menandai akun resmi @pwipnuaceh dan @pwippnuaceh.
Ketua panitia Rekan Rendra, Sekretaris Panitia Rekanita Nora Hafizzah, Bendahara Panitia Rekanita Suhaila Asnawi
Ketua PW IPPNU Aceh, Cut Nisa Fadila, menyampaikan, bahwa “Santri Challenge” menjadi ruang aktualisasi positif bagi generasi muda pesantren agar mampu berkarya dan berdakwah di era digital.
“Kami ingin momentum Hari Santri Nasional tahun ini tidak hanya dirayakan secara seremonial, tapi juga menjadi ajang bagi santri untuk menunjukkan potensi, kreativitas, dan peran mereka dalam membangun peradaban,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PW IPNU Aceh, Arifan Hendra, menambahkan, bahwa kegiatan ini akan digerakkan secara kolaboratif oleh kader dan santri di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
“Kami berharap *Santri Challenge* menjadi gerakan kreatif yang mampu menularkan semangat juang dan kebanggaan sebagai santri di tengah masyarakat,” tuturnya.
Wakil Ketua I PW IPPNU Aceh, Rafika Qarahmah, menambahkan, bahwa rapat perdana ini juga menjadi langkah awal sinergi antara PW IPNU dan PW IPPNU Aceh dalam menyatukan gagasan dan strategi pelaksanaan kegiatan yang direncanakan berlangsung sepanjang bulan Oktober 2025.
Dengan semangat Hari Santri bertema nasional Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, PW IPNU dan PW IPPNU Aceh mengajak seluruh santri dan mahasiswa Aceh untuk ikut ambil bagian dalam “Santri Challenge 2025”, karena santri bukan hanya penjaga tradisi, tapi juga pelopor inovasi, pungkasnya.