A1news.co.id|Pandeglang – Sungguh ironis, para Jurnalis menemukan hunian salah satu warga Pandeglang Provinsi Banten yang jauh dari kata layak huni.
Rombongan para wartawan terpana pada satu rumah milik warga yang sangat tidak layak huni, patut diduga tidak pernah tersentuh/terdata oleh Pemerintah setempat untuk mendapatkan program nasional bedah rumah di propinsi Banten, 04/06/2025.
Terpantau Tim Jurnalis kondisi rumah yang ditempati ingiya yang beranak 4 (empat) bersama Burhan suaminya yang tercatat sebagai warga kampung Galaya RT-RW 03-05 Pandeglang Propinsi Banten sungguh memprihatikan kondisi rumah/huniaan mereka saat ini.
Gubuk reyot yang hampir roboh dan atap yang bocor ketika musim hujan tiba suatu pemandangan yang miris ditengah kayanya Nusantara.
Hal itu sepertinya tidak pernah tersentuh/terdata sebagai penerima program Rutilahu/bedah rumah yang telah berjalan dan dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Miris, Ingiya yang telah puluhan tahun tinggal di kampung tersebut,dan kegiatan sehari harinya menunggu adanya tetangga setempat yang membutuhkan jasa dirinya untuk mencuci pakaian.
Dan suaminya/Burhan yang bekerja serabutan, dengan besaran upah kerja yang mereka terima sehari-harinya hanya dapat untuk membeli kebutuhan makan.
“Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja keluarga saya sangat kesulitan.” Akunya Burhan yang didampingi Ingiya/istri mengatakan kepada awak media.
Burhan dan istrinya sangat mengharapkan uluran tangan serta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten maupun pihak Swasta agar sudi kiranya membantu, untuk mendapatkan program Rutilahu/bedah rumah.
Agar rumah yang ia tempati menjadi layak huni,” Ucapnya dengan tatapan mata yang berkaca-kaca
Sementara ditempat terpisah Adang Kosasi SPD, selaku kepala Desa menuturkan kepada Jurnalis, Adang membenarkan bahwa keluarga ingiya/Burhan adalah warganya sendiri, yang mana keadaan rumah/ huniannya sangat Miris, Ujar sedih.
Dan Adang pun sangat berharap agar pihak terkait/Pemerintah kabupaten Pandeglang dapat dengan secepatnya membantu perbaikan rumah warganya agar layak huni. Harapnya.
“Baik itu dari program Pemerintah Kabupaten/dari batnas serta program pemerintah lainnya. Harapannya segera terealisasi, karena kondisi huniaan mereka sangat memprihatinkan, pungkas Adang Prihatin terhadap warganya.
Pantauan dan temuan tim awak media (GWI) di lapangan,dan menurut pengakuan ingiya dan Burhan sendiri.
Keluarganya hanya mendapat bantuan pemerintah program PKH, yang berbentuk dana/uang sebesar Rp, 350 ribu rupiah rupiah pertahunnya.
Dan dana tersebut ia pergunakan untuk pembiayaan anaknya bersekolah. Ucapnya sedih sambil mengusap butiran bening menetes melalui kelopak matanya.
Dirinya mengakui, adapun penghasilan sehari-harinya hanya mendapatkan uang 30 ribu rupiah dengan minimnya pendapatan keluarga mereka sehingga cuma dapat buat makan sehari-hari aja, Ujarnya.
Dan yang paling saya khawatirkan sekali kondisi rumah saya yang sudah reyot, apabila musim penghujan atapnya bocor.
Dan paling ditakutkan Ingiya beserta anak-anaknya, rumah saya ambruk, karena material nya sudah pada keropos, tiang serta dindingnya yang terbuat dari kayu dan papan bekas. Ungkapnya dengan raut wajah memelas.
“Sebenarnya saya malu menceritakan kekurangan kami ini, tambah Ingiya dengan nada lirih.
Anwar masyarakat/warga setempat, sangat kasihan melihat kondisi keluarga ingiya yang sudah sekian lamanya tinggal/ puluhan tahun berdemosili disini, tetapi kondisi huniaannya sungguh miris, serta kehidupan Ingiya dan Burhan sekeluarga sangat serba kekurangan dalam hal apapun, Paparnya.
Sehingga”Masyarakat pun turut memohon kepada Dinas sosial (dinsos) Kabupaten/ Pusat, semoga segera turun ke daerah,dan dapat melihat langsung kondisi huniaan ingiya sekeluarga, yang sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat maupun kabupaten Pandeglang, Tandasnya.” (Tim)