A1news.co.id | RIAU || Di tengah hangatnya semangat menjaga alam dan kedaulatan negara, sinergi antara TNI dan Polri kembali ditunjukkan secara nyata. Kali ini, kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) menjadi pusat perhatian, tepatnya di Dusun Toro Jaya, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Dalam rangka menyambut kunjungan Tim Pengarah Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), seluruh unsur keamanan dari berbagai Polsek dan satuan Polres Pelalawan bersatu dalam Gladi Pengamanan Gabungan.
Kegiatan apel persiapan ini dipimpin oleh Kapolsek Pangkalan Kuras, AKP Rinaldi Parlindungan, dan dihadiri oleh para Kapolsek dari Ukui, Pangkalan Lesung, dan Langgam. Personel dari berbagai satuan — mulai dari Satreskrim, Intelkam, Lantas, hingga gabungan Polsek — turut hadir, menunjukkan betapa seriusnya persiapan ini. Lebih dari sekadar apel, kegiatan ini menjadi simbol kesiapsiagaan lintas sektor dalam menjaga ketertiban dan kesuksesan agenda kenegaraan.
Gladi pengamanan ini bukan sekadar pengaturan teknis, tapi juga bentuk edukasi bagi masyarakat. Masyarakat sekitar tidak hanya diberi pemahaman tentang pentingnya pengamanan VIP, tetapi juga diajak untuk menyaksikan kegiatan secara tertib. “Kami ingin masyarakat merasa dilibatkan, bukan dijauhkan,” ungkap Kapolsek Ukui, AKP Rudi Hardiyono, SH. Area penonton disiapkan khusus agar warga tetap bisa melihat dari jarak aman tanpa mengganggu jalannya kegiatan.
Dalam briefing yang disampaikan oleh Wadansatgas PKH, Brigjen TNI Dody Triwinarto, ada penekanan penting: tidak boleh ada aksi demonstrasi atau penyusupan yang bisa merusak suasana. Peran intelijen TNI-Polri sangat vital di sini, karena mereka menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi gangguan sebelum terjadi. “Pemetaan sosial dan pendekatan persuasif jadi kunci keberhasilan,” jelasnya dalam arahan kepada seluruh personel.
Kegiatan gladi juga meliputi simulasi pendaratan helikopter, pemasangan plang, penanaman pohon, dan sesi foto bersama gajah — yang menjadi salah satu daya tarik utama kawasan TNTN. Namun, di balik semua itu, tujuan utamanya adalah mengembalikan fungsi taman nasional sesuai amanat undang-undang. Dirjen KSDAE bahkan menyebut kegiatan ini sebagai simbol negara dalam menegaskan pengelolaan kawasan konservasi.
Suasana apel konsolidasi yang digelar pukul 14.30 WIB semakin memperkuat koordinasi lintas satuan. Tiap titik kegiatan mendapat jatah 10 personel gabungan TNI-Polri, lengkap dengan arahan agar tetap humanis namun tegas. Penempatan barikade, pengaturan parkir kendaraan, hingga spot foto juga tidak luput dari perhatian. Semua dilakukan untuk menciptakan situasi yang aman, tertib, dan berkesan.
Pesan paling penting dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah profesionalisme. Gladi ini jadi ajang evaluasi sebelum hari H. Diharapkan tidak ada lagi kelengahan seperti saat gladi, di mana beberapa warga sempat mendekati area kegiatan. “Besok tidak boleh terulang. Kegiatan ini harus berjalan mulus tanpa celah,” tegas Wadansatgas di akhir pengarahan.
Dengan waktu pelaksanaan yang diperkirakan hanya 1,5 jam, efisiensi dan ketepatan waktu menjadi kunci. MC dituntut cerdas membaca situasi, sementara intelijen tetap bekerja di balik layar. Semua pihak memiliki peran penting dalam menjaga citra Indonesia di mata dunia — karena dokumentasi kegiatan ini juga akan diliput media internasional.
Sinergi antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa keamanan bukan hanya soal pengamanan fisik, tapi juga soal membangun rasa percaya dan kebersamaan. TNI-Polri tidak hanya menjaga wilayah, tetapi juga menjaga harapan: bahwa kawasan seperti TNTN bisa kembali pada fungsinya sebagai warisan alam yang lestari. “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah” bukan hanya semboyan — tapi misi nyata yang sedang dijalankan.