A1news.co.id|Subulussalam – Rekaman berdurasi 2 menit 23 detik menguak praktik mencurigakan di balik pos satpam PT MSB II di Kecamatan Sultan Daulat.
Dalam video yang direkam oleh jurnalis lapangan, tampak jelas momen pemberian uang sebesar Rp10.000 kepada petugas keamanan yang berusaha menutupinya dengan gestur terburu-buru dan interaksi mencurigakan.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Apakah ini sekadar mental pungli individu, atau sudah menjadi sistem yang dibiarkan oleh manajemen?
Menurut Anton Tin, pimpinan LSM Suara Putra Atjeh, nilai pungli yang tampaknya kecil justru menjadi indikasi bobroknya etika kerja dan lemahnya pengawasan internal perusahaan.
“Uang sepuluh ribu rupiah mungkin tampak remeh, tapi kalau setiap supir memberikan dan dibiarkan terus-menerus, ini bisa jadi sistem bayangan yang menggerus kepercayaan publik terhadap perusahaan dan aparat,” ungkapnya.
Sumber internal dari pegawai PT MSB II yang meminta identitasnya dirahasiakan menyebutkan, praktek ini terjadi setiap hari dengan total dugaan pungli mencapai Rp700.000 hingga Rp800.000 per hari.
Jika ini benar, artinya dalam sebulan perusahaan bisa kehilangan citra integritas hanya karena “setoran” ilegal kecil yang dikolektif.
Sementara itu, pihak Humas PT MSB II belum memberikan tanggapan atas konfirmasi awak media terkait isu ini. Ketiadaan jawaban ini justru memperkuat asumsi bahwa praktik tersebut diketahui tapi tidak ditindak.
Publik kini menunggu langkah nyata dari manajemen PT MSB II dan aparat penegak hukum.
Di tengah upaya nasional memberantas pungutan liar dan membangun budaya kerja bersih, kejadian di pos Satpam ini mencoreng prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi.
Catatan Akhir: Jika budaya pungli sekecil apapun terus dibiarkan, maka sistem besar akan runtuh bukan oleh kejahatan besar, tapi oleh diamnya mereka yang tahu namun tak bertindak. Saatnya pihak berwenang turun tangan. Sultan Daulat butuh keadilan, bukan pembiaran.(Ramona)