A1news.co.id | RIAU || Timm gabungan pemburu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terus melakukan upaya pendinginan di lokasi bekas lahan terbakar yang terpantau melalui aplikasi Dashboard Lancang Kuning (DLK), tepatnya di Dusun I RT 001 RW 001, Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Upaya tersebut dilakukan pada hari ketiga pascakebakaran, Sabtu, 26 Juli 2025, mulai pukul 09.00 WIB. Titik panas (hotspot) pertama kali terpantau pada Kamis, 24 Juli 2025, pukul 14.09 WIB, dengan status “medium” pada koordinat 0.049360, 101.938040 dan 0.049070, 101.940070. Lokasi kebakaran diketahui berada sekitar 150 meter dari tepian Sungai Nilo, di atas lahan semi gambut seluas kurang lebih 2,5 hektare.
Kegiatan pendinginan ini dilakukan dengan tantangan medan yang cukup berat. Jarak dari Mapolsek Pangkalan Kuras menuju lokasi memakan waktu lebih dari satu jam perjalanan. Selain itu, akses ke lokasi tidak dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor. Tim harus menggunakan pompong menyusuri sungai, lalu melanjutkan dengan berjalan kaki.
“Lokasi berada di lahan tidur milik desa. Untuk menjangkaunya, tim gabungan harus melewati akses sungai dan berjalan kaki. Namun, secara umum kegiatan pendinginan berjalan aman dan lancar,” ujar Kapolsek Pangkalan Kuras AKP Rinaldi Parlindungan, S.H.
Sebanyak 35 personel dikerahkan dalam operasi ini, berasal dari berbagai unsur: Polsek Pangkalan Kuras, aparatur Desa Kesuma, Manggala Agni Daops 4, Damkar perusahaan swasta seperti PT Arara Abadi, PT Musim Mas, dan PT SBP, serta anggota Masyarakat Peduli Api (MPA).
Peralatan yang digunakan antara lain Mesin pemadam Tohatsu dan ministraiker, Kendaraan patroli roda empat dari Polsek dan perusahaan dan Armada pompong untuk akses sungai
Menurut laporan terakhir, hingga pukul 17.30 WIB, tidak lagi ditemukan titik asap di lokasi. Meski demikian, tim gabungan tetap akan melakukan pengecekan lanjutan pada Minggu, 27 Juli, guna memastikan tidak ada potensi api baru yang muncul.
“Kami tetap siaga. Kegiatan pengecekan tetap dilakukan besok demi mencegah kebakaran ulang di lahan gambut yang rawan,” lanjut AKP Rinaldi.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab munculnya titik api di lokasi tersebut. Investigasi awal menunjukkan bahwa wilayah yang terbakar merupakan lahan tidur yang belum dikelola secara aktif oleh masyarakat.