A1news.co.id | RIAU || Tim Gabungan Pemburu Karhutla Polsek Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau, menemukan titik api di kawasan hutan tidur milik Desa Kesuma yang tidak terpantau oleh sistem Dashboard Lancang Kuning (DLK). Titik api itu berada di tepian Sungai Nilo, wilayah RT 001 RW 001 Dusun I Desa Kesuma.
Kepala Polsek Pangkalan Kuras, AKP Rinaldi Parlindungan, memimpin langsung pengecekan dan pendinginan lokasi pada Rabu, 27 Agustus 2025, pukul 11.19 WIB, setelah menerima laporan dari Regu Patroli Pantau Api milik PT Surya Bratasena Plantation (SBP). Laporan itu menunjukkan koordinat kebakaran di titik 0.086583 LU dan 101.924889 BT.
“Setelah kami verifikasi, lokasi merupakan hutan tidur milik desa yang tidak termonitor dalam aplikasi DLK. Luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai satu hektare, jenis tanah semi gambut,” ujar AKP Rinaldi.
Sebanyak 26 personel gabungan dari unsur Polri, TNI, Manggala Agni, aparatur desa, dan pihak perusahaan dikerahkan. Namun, Damkar Kecamatan Pangkalan Kuras dilaporkan tidak hadir dalam operasi ini.
Menurut laporan, lokasi kebakaran cukup sulit diakses. Tim harus menempuh perjalanan satu jam dari Polsek, melewati jalan tanah, berjalan kaki, dan kemudian menyeberangi sungai menggunakan pompong. Karena keterbatasan waktu dan kondisi mulai gelap, tim memutuskan untuk menunda pendinginan hingga Kamis pagi, 28 Agustus 2025.
“Api sudah padam, hanya menyisakan asap kecil. Penyisiran dan pendinginan tetap akan dilanjutkan besok pagi untuk memastikan tidak ada bara yang tersisa,” ujar AKP Rinaldi.
Pihak kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kejadian. Hingga saat ini, belum diketahui siapa pelaku pembakaran. Kasus tersebut masih dalam penyelidikan.
Selain memadamkan api, tim gabungan juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan perusahaan sekitar titik api, serta menghimpun informasi dari masyarakat sekitar terkait penyebab kebakaran.
“Ini menjadi evaluasi penting. Tidak terpantau dalam DLK menunjukkan ada celah dalam pemantauan titik panas. Kami pastikan semua jalur komunikasi dan patroli tetap ditingkatkan,” kata Kapolsek.
Peristiwa ini menjadi peringatan menjelang puncak musim kemarau, di mana potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau terus mengintai. Koordinasi antarlembaga dan pengawasan lapangan disebut akan diperkuat.