A1news.co.id|Takengon – Sorotan kini tertuju pada kepemimpinan Bupati Aceh Tengah seiring dengan momentum 100 hari kerja yang ramai diperbincangkan di tengah masyarakat, mahasiswa, dan kalangan muda.
Muncul juga indikasi bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten ( DPRK ) Aceh Tengah dinilai kurang optimal dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja eksekutif.
Angga, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Putih ( UGP ) Aceh Tengah, menyuarakan kekecewaannya atas kebijakan dan capaian 100 hari kerja bupati.
Ia menilai bahwa berbagai program yang dicanangkan hanya sebatas seremonial tanpa substansi dan dampak nyata bagi masyarakat.
“Dalam beberapa hari terakhir, saya menerima banyak respons dari berbagai pihak terkait program 100 hari kerja bupati.
Dengan berat hati saya mengatakan bahwa bupati terpilih belum mampu menunjukkan realisasi signifikan dari program-program nya,” ungkap Angga pada Senin (21/04/2025).
Lebih lanjut, Angga menyoroti bahwa kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan hingga saat ini dinilai tidak memiliki kejelasan arah penyelesaian masalah.
Ia juga menyoroti banyaknya permasalahan lain di Kabupaten Aceh Tengah yang tak kunjung menemukan solusi di bawah kepemimpinan yang baru berjalan seumur jagung ini.
Pernyataan keras dari representasi mahasiswa menambah daftar panjang suara-suara kritis yang mempertanyakan efektivitas kepemimpinan Bupati Aceh Tengah.
Masyarakat kini menanti respon dan langkah nyata dari pihak eksekutif untuk menjawab keraguan dan membuktikan komitmen dalam membawa perubahan positif bagi Kabupaten berjuluk ” Tanoh Gayo “.
Di sisi lain, sorotan juga tertuju pada DPRK Kabupaten Aceh Tengah untuk menunjukkan ketegasan dalam menjalankan fungsi pengawasan demi terciptanya pemerintahan yang akuntabel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Angga juga mengumumkan bahwa pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Aceh akan dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tengah.
Universitas Gajah Putih (UGP) ditunjuk sebagai tuan rumah dalam kegiatan penting ini, kegiatan ini menghadirkan Universitas Aliansi BEM Nusantara Aceh dengan almamater yang berbeda.
Dalam kesempatan yang sama, Angga juga menyampaikan akan mengadakan konsolidasi dan diskusi sebagai tindak lanjut atas berbagai permasalahan yang tengah melanda tubuh Kabupaten Aceh Tengah.
Kami siap menggelar konsolidasi serta diskusi terbuka dengan berbagai elemen masyarakat, sebagai langkah awal untuk membebaskan pemerintahan Aceh Tengah dari dominasi oligarki yang telah lama menjamur dan menggerogoti sistem birokrasi,” ujar Angga.
Ia menekankan pentingnya sinergi antar mahasiswa, masyarakat, dan peran pemuda dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan berpihak pada rakyat.(AB)