A1news.co.id|Takengon– Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, berbagai tanggapan bermunculan dari beberapa kalangan siapa Sosok pemimpin Kedepan.
Dalam hitungan bulan kita akan mengahadapi pesta demokrasi Pilkada tahun 2024 pentingnya peran partisipasi masyarakat dalam proses politik,
Dalam pemilihan kepala daerah bukan hanya sekedar urusan elit politik atau para politisi saja melainkan ini adalah peran dan tanggung jawab kita bersama.
Perlu juga kita pahami bahwa pemilihan kepala daerah (PILKADA) masyarakat harus terlibat aktif dalam penentuan kriteria sosok pemimpin Kedepan dan menganalisis,
Pemilihan pemimpin harus didasarkan pada banyak faktor, mulai dari Profil pemimpin dan rekam jejak (track record) hingga pemikiran demi kesejahteraan bangsa khususnya daerah di masa depan.
Namun, untuk mencapai hal ini perlu juga melihat sejauh mana para pemimpin masa depan menghadapi berbagai cobaan dan tantangan yang dialami negara ini. Hal ini penting karena tantangan ke depan tidak akan mudah.
Oleh sebab itulah, semua pihak berharap pilkada, pileg dan pilpres dapat berlangsung secara adil, demokratis dan sukses.
Karena, perhelatan akbar tersebut dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi rakyat secara langsung, memiliki beberapa makna penting yang harus dipahami bersama.
pilkada juga merupakan momentum untuk memperbaharui komitmen kita dalam dunia perpolitikan.
Dengan adanya pilkada akan memberikan peluang yang sama bagi para kandidat untuk memenangkannya dengan cara-cara yang fair, demokratis, santun, dan meninggalkan praktik-praktik politik busuk yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.
terselenggaranya pilkada secara langsung seperti yang akan kita jalani, maka diharapkan akan memunculkan kepemimpinan yang legitimatif di daerah sehingga masyarakat dapat menjadi lebih sejahtera.
Adanya kesadaran seorang mu’min terhadap hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadiannya, ketika ia memegang kekuasaan,
ia akan tetap bersikap rendah hati, tidak ada keangkuhan dalam dirinya sedikit pun, tidak akan menyelewengkan kekuasaannya dalam bentuk apa pun, dan ia gunakan kekuasaannya itu sebagai alat untuk menghambakan dirinya dan alat untuk mencapai ridha Allah SWT.
Sehingga ia akan betul-betul melaksanakan amanah dan tanggung jawab jabatannya seoptimal mungkin untuk kepentingan masyarakat, bukannya untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya pribadi maupun golongan-golongan tertentu saja.
Karena, dalam kehidupan bermasyarakat, diperlukan adanya pemimpin yang mengatur, membawahi, dan mengarahkan kehidupan masyarakat itu.
Pemimpin harus menjadi abdi masyarakat. Dia harus melayani dan menjadi fasilitator bagi keperluan-keperluan rakyat.
Pemimpin dapat diibaratkan sebagai seorang Nahkoda yang membawa penumpangnya kesuatu tujuan dengan selamat. Seorang Nahkoda harus menguasai dan ahli dalam kondisi dan situasi dalam berlayar.
Sedangkan ABK kapal hanya lah tim ahli yang dibutuhkan partisipasinya dan membantu seorang Nahkoda dalam mengontrol keadaan kapal dan jumlah penumpang serta menjaga barang-barang bawaan penumpang.
Dalam hal ini kondektur diumpamakan dewan-dewan legislatif yang wajib berpartisipasi selalu membantu program-program kerja pemimpin dalam membawa bangsa dan rakyatnya.
Pelampung, skoci, dan lainnya merupakan peralatan yang harus ada dan lengkap untuk menempuh perjalanan.
Tuntutan penumpang pastilah tidak jauh dari tuntutan keselamatan bersama.
Begitu juga, seorang pemimpin haruslah seimbang dengan tuntutan-tuntutan rakyat yang tidak menyalahi konstitusi demi kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Tuntutan rakyat biasanya lahir karena melihat adanya kepincangan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemimpin itu sendiri.
Begitulah sepatutnya yang diharapkan dari kehidupan pada diri seorang pemimpin dalam membawa ummat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan bagi dirinya dan rakyat yang dipimpinnya.
Perlu kita mengikuti salah satu prinsip kepemimpinan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Sebagai pemimpin umat, Nabi SAW memiliki empat ciri kepemimpinan: shidiq, amanah,Tabliq, Fatanah sebaik_baiknya pemimpin adalah menuntun kejalan yang benar ,”Tutup Mustaqim.(BA)
Penulis : Mustaqim S.Sos.,M.AP
Wasekjen PGK Aceh Tengah