A1news.co.id|Takengon– Seluruh wali santri peserta didik baru diundang mengikuti upacara bendera dan prosesi adat 𝘐 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘩𝘦𝘯 𝘒𝘶 𝘎𝘶𝘳𝘶
Penyerahen diwakili oleh bapak Aipda Arfansyah Panedi wali santri dari Zafira Qonita kelas 1 SDIT Sunnah An-Najah, Senin, 15 Juli 2024
Dalam penyerahan tersebut bapak Arfansyah menyebutkan dalam melengkan Gayo, yaitu
𝙏𝙚𝙣𝙜𝙠𝙪 𝙂𝙪𝙧𝙪
𝑆𝑖 𝑚𝑢𝑝𝑒𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑏𝑢𝑛, 𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑢𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡, 𝑆𝑖𝑚𝑢𝑡𝑖𝑚𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑦𝑢, 𝑚𝑢𝑚𝑒𝑟𝑡𝑒𝑏𝑒𝑡 𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑙𝑚𝑢, 𝑘𝑖𝑟𝑒 𝑒 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒 𝑝𝑎𝑡𝑢𝑡 𝑘𝑖𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜 𝑜𝑟𝑢𝑚 𝑖𝑡𝑖𝑟𝑢 𝑔𝑢𝑔𝑢, 𝑝𝑎𝑛𝑒 𝑚𝑢𝑛𝑒𝑡𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑛𝑒𝑚𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑝𝑎’𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑑𝑜’𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑒𝑛𝑎
𝙏𝙚𝙣𝙜𝙠𝙪 𝙂𝙪𝙧𝙪
𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 𝑠𝑖 𝑗𝑒𝑟𝑜ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒 𝑠𝑖𝑏𝑖𝑠𝑒, 𝑙𝑜 𝑠𝑖𝑠𝑒𝑟𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔-𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑔𝑒 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑒 𝑟𝑜𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑟𝑎, 𝑘𝑖𝑟𝑒 𝑒 𝑙𝑜 𝑠𝑖𝑠𝑒𝑟𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑒, 𝑡𝑒𝑡𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢 𝑔𝑢𝑟𝑢
𝙏𝙚𝙣𝙜𝙠𝙪 𝙂𝙪𝙧𝙪
𝐻𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑔𝑒𝑟𝑒 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑢𝑎𝑤𝑎𝑘𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑟𝑒 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑙𝑎ℎ, 𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑛𝑎 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑤𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑡, 𝑘𝑖𝑛 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑝𝑖, 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑡𝑖, 𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑎𝑙𝑖 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑢𝑟𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢 𝑔𝑢𝑟𝑢, 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎ℎ, 𝑙𝑢𝑘𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛, 𝑝𝑜𝑙𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑢, 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑎𝑝𝑢, 𝑠𝑖𝑚𝑒ℎ𝑎𝑡𝑒 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑖𝑢𝑚𝑎ℎ, 𝑠𝑖𝑡𝑒𝑘𝑖𝑘 𝑘𝑒 𝐼 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑙𝑎ℎ, 𝑤𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑔𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢 𝐺𝑢𝑟𝑢
𝙏𝙚𝙣𝙜𝙠𝙪 𝙂𝙪𝙧𝙪
𝐿𝑎𝑔𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖 𝑠𝑖𝑛𝑒, 𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑎𝑙𝑖 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑤𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑡, 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑝 𝑖𝑤𝑎𝑗𝑖𝑝𝑖, 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑡 𝐼 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑡𝑖, ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑔𝑒𝑟𝑒 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑎𝑡, 𝑡𝑢𝑎𝑘𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑟𝑒 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑙𝑎ℎ, 𝑘𝑒𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑛𝑎ℎ𝑚𝑎 𝑢𝑗𝑢𝑡𝑡𝑒, 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑎ℎ𝑒𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑛𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑘𝑖𝑛 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑡 𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢 𝐺𝑢𝑟𝑢. 𝑀𝑢𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑚𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢 𝑔𝑢𝑟𝑢..?
Setelah kata penyerahan, dilanjutkan penerimaan oleh Mu’allim Martin Heryan, SE., Yang dalam pidatonya telah mewakili sekolah Sunnah An-Najah telah menerima seluruh peserta didik baru dan harapan Mu’allim untuk perubahan peserta didik. Dalam pidatonya Mu’allim Martin, menyebutkan.
𝑏𝑢𝑔𝑒-𝑏𝑢𝑔𝑒 𝑘𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎ℎ𝑒𝑛 𝑘𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑛𝑖 𝑝𝑢𝑟𝑒𝑛 𝑖𝑘𝑒 𝑛𝑔𝑒 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑒 𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑖𝑡 𝑛𝑖𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑒𝑙𝑝𝑎ℎ𝑒
1. 𝑮𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒖𝒌𝒆𝒎𝒆𝒍 : Harga Diri
2. 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒑 : Tertib Sopan
3. 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒆 : Setia
4. 𝑺𝒆𝒎𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑮𝒆𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 : Kasih Sayang
5. 𝑴𝒖𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 : Kerja Keras
6. 𝑨𝒎𝒂𝒏𝒂𝒉 : Amanah
7. 𝑮𝒆𝒏𝒂𝒑 𝑴𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒕 : Musyawarah
8. 𝑨𝒍𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒖𝒍𝒖𝒏𝒈 : Tolong Menolong
9. 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒌𝒆𝒌𝒆𝒎𝒆𝒍𝒆𝒏 : Saling berkompetisi dengan baik (positif) atau Kompetitif
Tradisi adat Gayo ini merupakan bentuk apresiasi, keikhlasan dan kepercayaan penuh orang tua/ wali santri dalam menyerahkan pendidikan anaknya kepada tenaga pengajar, untuk digembleng, atau dididik agar menjadi anak yang taat, berbakti pada orang tua, berakhlak mulia, dan berpengetahuan.
Besar harapan anak-anak tersebut menjadi insan cendekia yang berakhlakul karimah, bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.
Lewat tradisi ini juga maka diharapkan akan terbangun kerjasama yang baik antara murid, orang tua, guru, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah Sunnah An-Najah.
Demikianlah, prosesi adat 𝘐 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘩𝘦𝘯 𝘒𝘶 𝘎𝘶𝘳𝘶 berlangsung dengan khidmat dan lancar. Semoga harapan dan pesan-pesan yang disampaikan dapat terselenggara dengan baik.(BA)
