A1news.co.id|Takengon– Semua kita diberikan jatah S3 di dunia ini; dunia hanya Sekali, dunia itu Sementara, dan dunia akan berakhir dengan Sakaratul Maut.
kita menjalani dunia ini dengan sangat singkat; dari tanah, atas tanah, dan kembali ke tanah, kemudian HISAB.
Dan setelah hisab, hanya akan ada 2; mendapatkan Rahmat atau merasakan azab.
Barang siapa yang amal baiknya berat, maka kehidupan keduanya akan diridhoi. Dan barangsiapa yang amal baiknya ringan (berat amal buruknya) maka hawiyah (neraka) menjadi tempat kembalinya.
Dalam satu hadist nabi Saw bersabda;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ]
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’ [dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)].”
al-Bukhâri, no. 6416; at-Tirmidzi, no. 2333; Ibnu Mâjah no. 4114
Menjadi orang asing, atau perantau; yang singgah pada suatu tempat, sedangkan tempat singgah itu bukanlah tujuan.
Begitulah umpama dunia ini, layaknya rumah singgah dan bukan rumah tujuan, sedangkan rumah tujuan adalah surga.
Sudah menjadi identik bahwa perantau itu gigih dan sungguh-sungguh. Dengan waktu yang singkat, perantau akan berusaha dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk menjadi sukses dan membawa bekal apabila suatu saat kembali ke kampung halaman.
Sifat perantau berikutnya, mudah dalam bersosial. Begitulah orang yang hidup di dunia dimana dia mesti menghargai setiap hukum yang telah ditetapkan oleh Sang Penciptanya.
Begitulah mereka dalam mengikuti Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan di dunia. Dan dengan demikian dia akan selamat ketiak sampai ke rumah tujuan (akhirat).
Perantau sifatnya disiplin, tidak banyak tidur dan berleha-leha. Begitu juga bagi kita yang sedang singgah di dunia, disiplin merupakan sifat yang mesti ada pada kita.
Dan sifat perantau terakhir; perantau akan membawa oleh-oleh ketika ia kembali ke kampung halaman.
Oleh karena itu persiapan bekal oleh-oleh disaat masa perantauan kita berakhir, dan kita sampai di negeri tujuan (akhirat).
Ibnu Umar menambahkan dalam hadist diatas:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Dan Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma pernah mengatakan, “Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari.
Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakit mu dan hidupmu sebelum mati mu.”(EL)
Penulis : Ustadz Fajar
KANTIN (Kajian Rutin Subuh) Markaz Dakwah Al Ghuroba Takengon