A1news.co.id|Takengon– Lost of adab (kehilangan adab) merupakan penyakit terbesar yang menyerang umat manusia. Ditinjau dari sudut manapun, adab merupakan ciri khas manusia berperadaban. Bahkan kata peradaban teradopsi dari kata “adab”.
Ketika adab hilang, manusia akan merongsot jatuh karena kehilangan satu nilai lebih dibanding makhluk lainnya.
Dalam islam, adab sendiri menjadi inti pendidikan, bahkan sebelum ilmu apapun. Bimbingan kepada akhlak dan adab yang baik serta luhur, menjadi materi utama yang tidak terbatas masa.
Adab kepada Allah, adab kepada Rasul, adab kepada malaikat, Alquran, ibu/bapak, guru, tetangga, sesama muslim dan manusia, bahkan terhadap lingkungan dan hewan.
Sebelum ilmu, adab menjadi patron utama ciri khas orang berilmu. Para perawi hadist tidak hanya ditinjau kekuatan hafalan hadistnya, tetapi juga dilihat adab/akhlaknya sehari-hari.
Sehingga ada perawi yang tsiqah, dan juga sebaliknya. Status demikian menentukan derajat hadist.
Salah satu problem pendidikan hari ini adalah, terlalu fokus pada penanaman ilmu namun abai dalam penanaman adab dan akhlak islami.
Sehingga banyak kasus kita dapati murid yang kurang ajar terhadap guru, tawuran sesama pelajar, hingga pergaulan bebas berujung pada perzinaan dalam kaula muda. Kenapa???
Itu karena LOST OF ADAB (KEHILANGAN ADAB).
Para ulama dahulu, terbukti dalam sejarah kecerdasan mereka, kebaikan dan peradaban masyarakat yang maju, tidak lain karena mereka mendahulukan pendidikan Adab sebelum ilmu yang lain.
Hingga lahirlah kitab monumental yang menjadi rujukan utama pendidikan Islam hari ini seperti; Ta’lim Al Muta’allim (Pembelajaran bagi para pelajar).
Karena menyandang gelar pelajar saja tidak cukup ketika ia tidak paham betapa tinggi nilainya sematan kata “PELAJAR”
dan diantara adab yang menjadi pembahasan utama dalam kitab ini ialah, beradab kepada GURU.
Karena guru berjasa memperkenalkan ia pada Tuhan Yang Menciptakannya. Tanpa guru dalam hidup kita, entah dalam kegelapan mana kita sedang berada sekarang ini.
Allah Ta’ala telah menjadikan pelajaran di dalam Al Qur’an, tentang kisah berguru nya nabi Musa kepada nabi Khidir alaihimassalam. Perjalanan dan petualangan hebat keduanya, hanya untuk satu materi saja: SABAR
Berbagai peristiwa yang membuat nabi Musa keheranan hingga ragu terhadap gurunya sendiri, terbantahkan di akhir perjalanan dengan penjelasan yang jelas seterang siang.
Bahkan dalam hadist nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam menyayangkan sifat gegabah nabi Musa, andai ia mau bersabar, akan ada peristiwa unik bin dahsyat yang bisa kita petik pelajarannya selain 3 peristiwa saja.
Iya materi sabar dengan guru. Sabar dengan sikapnya, sabar dengan kekurangannya, juga sabar dengan tuntunannya, insyaa Allah diakhir kisah pasti ada keajaiban.
Penulis Oleh Abah Misykah