A1news.co.id|Takengon – Danau Lut Tawar merupakan salah satu danau yang terletak di Aceh Tengah dan berada diseputaran kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesan, dan Bintang.
Danau tersebut merupakan danau kebanggan masyarakat Gayo dan dijadikan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat khusnya nelayan tradisional dan juga sebagai destinasi wisata penyumbang PAD di Kabupaten Aceh Tengah.
Selain dengan keindahannya, danau ini memiliki cerita legenda yang terkenal, diantaranya adalah Putri Hijau, Putri Pukes, Unok, Putri Bensu, Ikan Depik, dan Lembide.
Penamaan mengenai asal-usul Danau Lut Tawar dapat dilihat dari berbagai sisi, yaitu secara historis Danau Lut Tawar terjadi karena gunung meletus, dari segi bahasa Lut berarti laut dan Tawar berarti tidak asin.
Sehingga Danau Lut Tawar berarti laut tidak asin, dan juga legenda-legenda yang berkembang di masyarakat, seperti legenda Unok, yaitu seseorang yang dianggap suci dan mendapat ilham untuk membuat perahu karena akan terjadi air bah.
Legenda Putri Pukes yang berubah menjadi batu serta diiringi hujan lebat akibat menjadi pembangkang, legenda Putri Hijau, legenda Putri Bensu, legenda Ikan Depik dan legenda Lembide.
Akhir akhir ini danau Lut Tawar menangis karena ada yang menggrogoti habis tubuh danau tersebut hingga kedasar, bahkan saat ini ikan endemik ciri khas danau Lut Tawar sudah mulai punah, ikan depik yang selalu di tunggu tunggu musimnya kini tak lagi buming seperti yang dulu selalu dinanti dan dinikmati masyarakat Gayo itu.
Kenapa seperti itu pasti ada sebabnya seperti yang kita ketahui terdapat budaya baru menangkap ikan seperti cangkul padang dan cangkul dedem.
Sedikit kami uraikan bahaya cangkul padang dan cangkul dedem yang telah lama menjamur di danau Lut Tawar kebanggan orang Gayo tersebut.
1. Kerusakan Habitat Dasar Danau: Cangkul padang bekerja dengan mengeruk dan membalik lapisan lumpur serta pasir di dasar danau.
Tindakan ini menghancurkan habitat alami berbagai jenis ikan, terutama ikan endemik seperti ikan depik (Rasbora tawarensis) yang sangat bergantung pada kondisi dasar yang stabil untuk berkembang biak.
2. Hilangnya Sumber Makanan Alami: Penggunaan cangkul ini mengganggu atau mematikan organisme kecil di dasar danau, seperti serangga air, cacing, dan mikroorganisme lain.
Padahal, organisme-organisme ini adalah bagian penting dari rantai makanan ikan di danau.
3. Peningkatan Kekeruhan Air: Aktivitas mencangkul menyebabkan lumpur dan sedimen naik ke permukaan air, membuatnya menjadi keruh.
Air yang keruh menghalangi proses fotosintesis tumbuhan air dan menurunkan kadar oksigen terlarut yang penting bagi kehidupan ikan.
Benih dan larva ikan sangat rentan terhadap perubahan kualitas air ini dan bisa mengalami stres hingga kematian.
Gangguan Proses Pemijahan: Banyak spesies ikan bertelur di area danau yang dangkal dan memiliki tumbuhan air.
4. Cangkul padang yang digunakan secara tidak terkontrol dapat merusak sarang atau telur ikan sebelum sempat menetas, mengancam populasi ikan di masa depan.
Ancaman Kepunahan Ikan Endemik.
Akhirnya beberapa hari ini ada langkah nyata dari pemkab Aceh Tengah untuk mengambil langkah pasti untuk menertibkan hal tersebut, maka dari hal itu kami PEMA UGP menyarankan Pemkab Aceh Tengah harus tetap tegas dan komitmen dalam mengambil keputusan kongkret itu.
Danau Lut Tawar adalah rumah bagi spesies ikan yang hanya ditemukan di sana. Jika habitat mereka terus dirusak oleh aktivitas seperti penggunaan cangkul padang, populasi ikan endemik bisa menurun drastis dan bahkan menuju kepunahan.
Ini tidak hanya merugikan ekologi danau, tetapi juga mengancam warisan alam dan mata pencaharian nelayan lokal yang bergantung pada keberadaan ikan tersebut.
PEMA UGP mendukung menertibkan penggunaan cangkul padang dan cangkul dedem di Danau Lut Tawar demi menjaga kelestarian ekosistem dan sumber daya ikan di danau Lut Tawar.
Langkah penertiban ini diharapkan dapat memulihkan kondisi ekosistem danau, meningkatkan kembali populasi ikan endemik, serta mendukung keberlanjutan mata pencaharian nelayan tradisional yang menggunakan metode penangkapan ikan yang ramah lingkungan.(AB)






















