A1news.co.id|Banda Aceh — BEM Nusantara Aceh menyampaikan sikap resmi terkait pernyataan Kepala BNPB yang sebelumnya menyebut situasi bencana “mencekam hanya di medsos”. Pernyataan tersebut dinilai tidak mencerminkan kondisi nyata masyarakat terdampak di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Melalui Bendahara Daerah, Ihsanul Fikri, BEM Nusantara Aceh menegaskan bahwa ucapan tersebut tidak sensitif dan menunjukkan lemahnya kemampuan pemerintah pusat dalam membaca eskalasi bencana di Sumatra.
Kerusakan infrastruktur, putusnya akses vital lintas daerah, gangguan ekonomi warga, hingga ribuan masyarakat yang mengungsi menegaskan bahwa bencana ini telah berdampak luas dan kompleks.
“Kerusakan infrastruktur akibat bencana ini saya rasa sudah lebih dari cukup untuk ditetapkan menjadi Bencana Nasional,” tegas Ihsanul Fikri.
*Desakan kepada Presiden untuk Menetapkan Status Bencana Nasional*
BEM Nusantara Aceh meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera menetapkan status Bencana Nasional untuk Aceh–Sumut–Sumbar. Penetapan ini dinilai penting guna memastikan percepatan mobilisasi bantuan, pengerahan sumber daya nasional, serta koordinasi lintas lembaga secara maksimal.
“Setiap menit keterlambatan hanya memperpanjang penderitaan masyarakat dan menghambat proses penyelamatan di lapangan. Pemerintah harus bergerak, bukan sekadar berkomentar,” kata Ihsanul Fikri.
*Tuntaskan Tambang Perusak Lingkungan*
Dalam rilis ini, BEM Nusantara Aceh juga menyoroti maraknya aktivitas tambang ilegal dan tambang yang tidak memenuhi standar lingkungan. Aktivitas tersebut dinilai menjadi salah satu faktor yang memperparah dampak bencana di Sumatra.
BEM Nusantara Aceh mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera menuntaskan operasi tambang-tambang perusak lingkungan, menertibkan izin, dan melakukan penegakan hukum tanpa kompromi.
“Negara tidak boleh terus membiarkan eksploitasi alam yang merugikan rakyat. Bencana tidak akan berhenti jika akar persoalan ekologis tidak diselesaikan,” ujar Ihsanul Fikri.
*Seruan Sikap Mahasiswa*
BEM Nusantara Aceh menyatakan siap mengambil langkah lanjutan bila pemerintah tetap lamban dalam merespons keadaan darurat ini. Aksi mahasiswa disebut dapat digelar jika tuntutan percepatan penanganan bencana dan penuntasan tambang perusak lingkungan tidak direspons dengan serius.
*“Negara harus hadir. Negara harus tegas.*
*Dan jika negara abai, mahasiswa tidak akan diam.”*






















