A1news.co.id|Takengon – Aktivis daerah kembali menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek pembangunan Jembatan Asir-Asir Asia di Kabupaten Aceh Tengah.
Proyek yang dikerjakan oleh kontraktor HYUNDAI dan didanai oleh PLN ini dinilai sarat dengan persoalan teknis maupun sosial.
Oleh karena itu, dibutuhkan ketegasan dan perhatian serius dari Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh Tengah.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Putih (UGP), Tuah Bahgie, menyampaikan keprihatinannya atas pelaksanaan proyek yang dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
“Meski sebagian masyarakat tampak tidak mempermasalahkan, kami sebagai agen perubahan dan kontrol sosial mengecam keras pelaksanaannya kita tidak bisa hanya menilai tidak adanya keluhan dari masyarakat, karena dampak jangka panjangnya sudah sangat jelas,”
Tuah menambahkan bahwa indikasi kerusakan pada struktur jembatan mulai terlihat selain mempersempit aliran sungai yang berpotensi menimbulkan banjir.
Jembatan tersebut juga terlihat melengkung dan bahkan pernah disangga dengan dongkrak sebuah kondisi yang menunjukkan bahwa bangunan itu tidak layak digunakan.
“Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi menyangkut keselamatan masyarakat. Proyek ini harus dievaluasi, dibongkar, dan dibangun ulang sesuai SOP dan RAB yang berlaku tidak boleh ada kompromi dalam hal keselamatan publik,”
Ia juga menyoroti sikap PLN dan HYUNDAI dalam pengerjaan proyek tersebut, yang dinilai kurang serius. Tuah meminta agar kedua pihak tidak menjadikan proyek ini sebagai ladang keuntungan sepihak.
“Jangan jadikan jalan masyarakat untuk mencari nafkah sebagai alat meraup untung. ini menyangkut hak mereka untuk mendapatkan infrastruktur yang aman dan layak,”
Tuah mendesak Pemda Aceh Tengah agar tidak menutup mata. Menurutnya, pemerintah seharusnya membuka ruang dialog terbuka dengan pihak-pihak terkait, terutama PLN, agar persoalan yang timbul dapat diselesaikan dan proyek dikawal secara ketat.
“Pemerintah harus lebih responsif dan inklusif dalam pengawasan. Transparansi dan partisipasi publik adalah kunci keberhasilan proyek ini. Jangan hanya melihat manfaat jangka pendek, tapi juga dampak jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,”
Ia menegaskan bahwa pihaknya bersama mahasiswa dan masyarakat akan terus mengawal proyek ini. Tuah juga berharap agar Aparat Penegak Hukum (APH) turut menyelidiki potensi penyimpangan yang terjadi.
“Dengan tegas saya meminta Pemda untuk segera mengambil langkah konkret untuk mengevaluasi dan memperbaiki proyek Jembatan Asir-Asir Asia. Jangan biarkan masyarakat terus dirugikan oleh proyek yang seharusnya membawa manfaat,”.(WD)