A1news.co.id|Aceh Singkil – Ratusan pelajar dari Kampung Teluk Rumbia dan Rantau Gedang, Kecamatan Singkil, telah kehilangan akses transportasi utama ke sekolah selama 11 hari terakhir.
Satu-satunya bus sekolah milik Dinas Pendidikan rusak setelah dipakai tanpa izin oleh sejumlah pemuda untuk mengangkut penonton pertandingan sepak bola.
“Bus dipakai tanpa izin resmi dan tanpa pengawasan. Setelah acara selesai, bus dikembalikan dalam kondisi rusak dan tidak bisa digunakan lagi oleh siswa,” ujar Jasman, anggota Himpunan Mahasiswa Aceh Singkil (Himapas), Senin (29/9/2025).
Akibat kerusakan tersebut, para pelajar terpaksa mencari alternatif transportasi. Kondisi ini memicu keluhan dari para orang tua murid yang menilai Dinas Pendidikan lamban dalam mengambil tindakan.
“Kami minta bus ini benar-benar dijaga. Itu aset pendidikan, bukan untuk dipakai main-main,” tegas Jasman.
Menurutnya, pembiaran atas penyalahgunaan fasilitas pendidikan ini berpotensi melabrak Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Aset Pendidikan.
Aturan tersebut secara tegas menyatakan bahwa fasilitas pendidikan hanya boleh digunakan untuk kepentingan belajar-mengajar.
Selain itu, Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Singkil juga telah mengatur sanksi hingga pidana terhadap penyalahgunaan barang milik daerah.
Hingga berita ini diturunkan, para pemuda yang diduga menggunakan bus secara ilegal masih bungkam, dan pihak Dinas Pendidikan Aceh Singkil belum memberikan tanggapan resmi.
“Ini preseden buruk. Jika dibiarkan, penyalahgunaan aset pendidikan bisa makin liar. Pemerintah harus segera memperbaiki bus, dan menyediakan solusi transportasi sementara bagi pelajar,” kata Jasman.
Warga juga mendesak pemerintah daerah untuk segera menyusun Peraturan Bupati (Perbup) yang lebih rinci terkait pengelolaan bus sekolah.
Regulasi tersebut diharapkan mencakup mekanisme pengawasan, larangan pemakaian di luar kepentingan pendidikan, serta prosedur peminjaman yang transparan.
“Anak-anak tidak boleh menjadi korban akibat kelalaian orang dewasa. Pendidikan mereka adalah masa depan daerah ini,” pungkasnya.(EW)