A1news.co.id|Nagan Raya – Sudah beberapa bulan terakhir, petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Nagan Raya tidak bisa membajak sawah mereka akibat irigasi yang mangkrak.
Ribuan hektare lahan terancam tidak bisa ditanami, sehingga pendapatan masyarakat terus menurun dan ketahanan pangan ikut terganggu.
Namun, persoalan Nagan Raya tidak berhenti pada krisis irigasi. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Nagan Raya juga menyoroti dua masalah besar lainnya: maraknya pertambangan ilegal serta praktik penyerobotan tanah masyarakat oleh perusahaan.
Aktivitas tambang ilegal yang kian meluas telah menyebabkan pencemaran lingkungan. Sungai-sungai menjadi keruh, habitat ikan rusak, dan hasil panen padi masyarakat menurun drastis.
Menurut HMI, tambang ilegal bukan hanya merugikan daerah dari sisi finansial, tetapi juga merampas hak rakyat atas lingkungan yang sehat.
Pemerintah jangan hanya diam, karena tambang ilegal ini nyata-nyata mengancam kehidupan rakyat kecil, tegas Ketua Umum HMI Cabang Nagan Raya, Muhammad Agus Rifa’i.
Selain itu, HMI menyoroti praktik penyerobotan tanah masyarakat oleh perusahaan besar yang hingga kini belum mendapat penyelesaian yang adil. Banyak warga kehilangan hak atas tanah mereka tanpa proses hukum yang jelas.
Ini bukan sekadar konflik agraria, tapi bukti lemahnya keberpihakan negara. Pemerintah seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan membiarkan rakyat berhadapan dengan korporasi yang rakus, tambah Agus.
Melihat kondisi ini, HMI Cabang Nagan Raya mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata:
1. Menyelesaikan permasalahan irigasi agar petani kembali bisa mengolah sawah.
2. Menertibkan dan menindak tegas aktivitas tambang ilegal dengan melibatkan aparat penegak hukum.
3. Menghentikan praktik penyerobotan tanah oleh perusahaan serta memastikan kepastian hukum bagi masyarakat.
Persoalan Nagan Raya sudah terlalu lama diabaikan. Ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi soal keberpihakan.
Apakah pemerintah benar-benar hadir untuk rakyat, atau hanya menjadi penonton di tengah penderitaan masyarakat?” pungkas Agus.(*)