A1news.co.id|Takengon – Ratusan masyarakat Aceh Tengah mulai melakukan demo demi mendapatkan Beras, BBM dan Gas.
Aksi demo ini atas dasar desakan kebutuhan yang mulai krisis, kekosongan stok hambatan distribusi logistik, dan akses jalan yang rusak total telah membuat Aceh Tengah berada dalam situasi darurat kemanusiaan.
Ratusan warga dari berbagai kalangan mendatangi Kantor Bupati Aceh Tengah menyuarakan langsung kondisi darurat yang mereka alami selama sepekan terakhir. Selasa 02 Desember 2025.
Warga bahkan menyerukan permintaan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar turun tangan menangani kelangkaan pangan, BBM, dan gas yang semakin memukul kehidupan masyarakat terdampak bencana.
“Kami Bisa Mati Kelaparan, Pak Presiden.! Uang Ada, Tapi Barang Nggak Ada Jual,” kata salah satu massa melalui pengeras suara, dengan lantang dan bercampur sedih.
Warga menyebutkan,” kondisi di lapangan sudah sangat menyedihkan, bahkan mulai kesulitan BBM untuk tranportasi untuk mencari perbekalan pangan, bukan itu saja masih banyak lagi saudara – saudara kami yang terprangkap longsor di perkampungan,” kata salah satu warga yang ikut demo.
“Kami butuh segera, kami bisa mati kelaparan.!!! Kami ada uang, tapi nggak ada barang yang dijual. Kalau ini tidak ditindaklanjuti, bagaimana nasib kami,” ujarnya.
Menurut warga itu, ribuan masyarakat saat ini mengantre BBM, namun stok di SPBU disebut-sebut hanya tersisa 2,5 ton.
“Kami mau pulang ke kekampung kami yang jarak nya puluhan kilo, jadi Kami minta jatah minyak untuk masyarakat, seberapa pun bapak kasih. Tapi jawabannya Itu untuk operasional TNI,” jelasnya.
Situasi kian panas setelah warga membeberkan dugaan adanya penjualan BBM dengan harga tembus Rp 50 ribu per liter di pasar gelap. “Pak Dandim, Pak Kapolres, mohon ditertibkan. Pertalite dijual Rp 50 ribu di kaki lima.!!!,” ujarnya.
Selain BBM, warga juga menyoroti kondisi pangan yang semakin kritis. Banyak di antara mereka yang mengaku sudah tujuh hari tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah,” Kami terdampak bencana, Pak. Sudah satu minggu belum dapat apa pun. Satu butir beras pun tidak dapat,” katanya.
Seorang warga Rusip Antara, mengungkap, mereka ingin membeli dari Bulog namun terhambat persoalan administrasi, kami mau ambil beras Bulog, tapi katanya harus ada tanda tangan Bupati dulu. Padahal kami benar-benar membutuhkan,” pungkasnya. (WD)






















